Sektor Ekonomi Terganggu, China Didesak Galakkan Lagi Program Banyak Anak
Kalimat ‘banyak anak, banyak rezeki’ rasanya pas untuk menggambarkan kondisi China saat ini. Pasalnya, anak-anak lah yang membantu merangsang konsumsi dan meningkatkan permintaan domestik negara tersebut.
Karenanya, saat sebuah lembaga kebijakan Beijing mencatat adanya penurunan populasi untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam dekade, pada tahun lalu, perekonomian China pun perlahan mulai ikut merosot. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China kini sedang berjuang melakukan pemulihan pascapandemi yang kuat.
"Dalam perekonomian China saat ini, anak-anak adalah investasi terbaik. Investasi infrastruktur sudah jenuh, manufaktur kelebihan kapasitas... tapi investasi pada jumlah anak saja tidak cukup," tulis laporan yang diterbitkan lembaga Penelitian Populasi Yuwa, dikutip dari Reuters, Selasa (19/12/2023).
Karena kondisi ini, lembaga thinktank itu mendesak pemerintah untuk segera meningkatkan populasi anak-anak. Jika tidak, mereka khawatir keunggulan China akan menyusut di masa depan karena populasi generasi muda menyusut dengan cepat.
Untuk meningkatkan perekonomian, laporan Yuwa merekomendasikan agar subsidi persalinan didistribusikan di tingkat nasional, bukan di pemerintah daerah.
Langkah-langkah yang ditargetkan juga harus diterapkan untuk mengurangi besarnya biaya melahirkan dan membesarkan anak. Subsidi yang ada saat ini pun masih belum mencukupi, bahkan lebih rendah dibandingkan kebanyakan negara Eropa.
Dari sisi pemerintah daerah, telah mengumumkan serangkaian langkah untuk membantu menurunkan biaya penitipan anak dalam beberapa tahun terakhir. Namun, banyak kebijakan yang belum dilaksanakan atau masih di atas kertas.
“Saat ini masyarakat tidak mau menikah dan mempunyai anak, karena biaya melahirkan anak terlalu tinggi, sulitnya perempuan menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan, rata-rata kemauan kesuburan masyarakat China hampir terendah di dunia.”
Sementara itu, belum lama ini China melaporkan penurunan sekitar 850.000 orang dari populasi 1,41175 miliar jiwa pada tahun 2022.
Penurunan ini merupakan yang pertama sejak tahun 1961, tahun terjadinya Kelaparan Besar di China.
Apa kata Masyarakat akan hal ini?
"density = jumlah orang per km2. Artinya kepadatan penduduknya bukan populasinya. Klo jpg korea emg penurunan kelahiran ckp drastis tp msh padat penduduk krna wilayahnya kecil." tulis pemilik akun instagram/@peachyyyyciia dalam komentarnya.
"Iya itu kalo di China banyak anak yg berkualitas, tapi kalo di indo banyak anak SDM rendahh" tulis pemilik akun instagram/@bys23603 dalam komentarnya.
